Articles
Masa depan energi Indonesia bisa datang dari dalam perut bumi. Dengan potensi lebih dari 23 GW, panas bumi menyimpan peluang besar. Tantangannya juga nyata, yaitu pendanaan besar, regulasi yang dinamis, hingga penerimaan sosial di daerah pengembangan. Tapi justru di balik tantangan itu ada peluang menuju Net Zero Emission 2060. 🌱⚡ Bagaimana potensi besar ini bisa benar-benar diwujudkan? Artikel ini akan coba menjawabnya!
Pernahkah kita membayangkan bahwa di bawah kaki kita terdapat sumber energi yang mampu menggerakkan masa depan Indonesia menuju bebas emisi? Panas bumi, energi bersih yang tersembunyi, menjadi harapan besar di tengah krisis iklim dan tuntutan energi yang terus meningkat.
Indonesia berkomitmen mencapai Net Zero Emission (NZE) atau emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat. Target ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk menjadi negara maju, dan pemanfaatan energi panas bumi secara maksimal menjadi salah satu kunci dalam mencapai tujuan ini.
Berdasarkan data dari Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), Potensi panas bumi di Indonesia mencapai hingga 23,965.5 MW atau 23 GW, berlokasi di 357 titik yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Potensi tersebut menjadi Indonesia memegang predikat sebagai negara terbesar kedua dalam cadangan panas bumi di dunia setelah Amerika Serikat.
Sumber: Indonesia Geothermal Energy Overview (Think Geoenergy 2021)
Potensi Panas Bumi di Indonesia
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Indonesia, potensi sumber daya panas bumi di Indonesia mencapai 23 GW, yang terletak di 357 lokasi di seluruh pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Total estimasi cadangan sumber daya panas bumi di seluruh provinsi di Indonesia adalah sebesar 1.875,7 MW, sedangkan cadangan yang telah terbukti sebesar 3.054,8 MW. Berdasarkan Berdasarkan provinsi, cadangan terbukti untuk Sumatera adalah 1.070,3 MW, Jawa 1.820 MW, Bali dan Nusa Tenggara 42,5 MW, Sulawesi 120 MW, dan Maluku dan Papua sebesar 2 MW.
Sumber: Investing in Indonesia's Geothermal Energy Sector
Berdasarkan sumber daya panas bumi, instalasi kapasitas panas bumi sebesar 2.6 GW yang mana hanya 11% dari total potensinya. Hal tersebut tentu menimbulkan pertanyaan, apa yang menjadi risiko dari pengembangan energi bersih ini?
Sumber: The geothermal energy landscape in Indonesia: A comperhensive 2023 update on power generation, policies, risks, phase and the role of education - Science Direct
Risiko dalam Pengembangan
Pengembangan energi panas bumi di Indonesia masih menghadapi berbagai risiko yang dikelompokkan menjadi beberapa kategori:
Contohnya:
Coba dibayangin, tinggal ambil panas dari bawah tanah terus langsung dipakai. Simple dan efisien!
Caranya bagaimana?
Ini yang biasanya dipakai oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Jadi panasnya gak dipakai langsung, tapi dikonversi dulu jadi energi listrik.
Melalui kolaborasi lintas sektor dan pengelolaan risiko yang matang, panas bumi dapat menjadi tonggak transisi energi nasional. Kini saatnya kita menatap ke dalam bumi, bukan hanya untuk mengambil hasil tambang, tetapi juga untuk meraih masa depan yang lebih hijau.
Penulis: Ahmad Munawar Mahulauw
Daftar Pustaka: